Komunikasi Dalam
Organisasi
Kamis 30 April 2015
Definisi
Komunikasi
Komunikasi
secara Umum
Komunikasi
adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi,
dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain.
Komunikasi
menurut para ahli
1. Himstreet & Baty
Komunikasi
adalah suatu proses penukaran informasi antar individu melalui suatu sistem
yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku
atau tindakan.
2. The Odorson & The Dorson
Komunikasi
adalah penyebaran informasi, ide-ide sebgai sikap atau emosi dari seseorang
kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
3. Charles H. Cooley
Komunikasi
berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan
simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.
Unsur-Unsur Komunikasi
1. Komunikator / Pengirim / Sender
Merupakan
orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan. Komunikator bisa
tunggal, kelompok atau organisasi pengirim berita. Komunikator bertanggung
jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas, memilih media yang cocok untuk
menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan pesan telah diterima dengan
baik. Untuk itu, seorang komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi
harus memperhatikan dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan
dan bagaimana cara menyampaikannya.
2. Komunikan / Penerima / Receiver
Merupakan
penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Dalam proses
komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan
yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan umpan
balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan
dimengerti secara sempurna.
3. Saluran / Media / Channel
Merupakan
saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator kepada
komunikasi dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan,
gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim melalui
berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo copy,
email, sandi morse, smartphone, sms, dan sebagainya. Pemilihan channel dalam
proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (Wursanto,
1994).
Tahap-Tahap
Berkomunikasi
1. Tahap Ideasi
Tahap ideasi
(ideation), yaitu proses pencipataan gagasan atau informasi yang dilakukan oleh
komunikator.
2. Tahap Ecoding
Tahap
encoding adalah gagasan atau informasi disusun dalam serangkain bentuk simbol
atau sandi yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan
saluran dan media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau sandi dapat
berbentuk kata-kata (lisan maupun tertulis), gambar (poster atau grafik), atau
tindakan.
3. Tahap Pengiriman
Tahap
pengiriman (transmitting) adalah gagasan atau pesan-pesan yang telah
disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media komunikasi yang
tersedia dalam organisasi. Pengiriman pesan dapat dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar, dan
bertindak. Saluran yang dilalui pesan-pesan disebut media komunikasi.
saluran dan media komunikasinya dapat
berbentuk lisan (telepon, temu-muka langsung) atau tertulis (papan pengumuman,
poster dan buku pedoman), mengalir kebawah (memo dan instruksi tertulis),
keatas (kotak saran, grievance prosedure, laporan prestasi kerja), atau ke
samping (panitia, pertemuan antar departemen), formal (diskripsi jabatan dan prosedur
kerja, konferensi) atau informal (ngobrol makan siang di kafetaria perusahaan),
dan aliran satu arah (laporan tahunan yang dipublikasikan) atau dua arah
(konferensi, wawancara pemutusan hubungan kerja).
4. Tahap Penerimaan.
Setelah
pesan dikirimkan melalui media komunikasi, maka diterima oleh komunikan.
Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati
tergantung pada saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya. Jika
informasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan, maka seringkali kegagalan
dalam mendengarkan dan berkonsentrasi mengakibatkan hilangnya pesan-pesan
tersebut.
5. Tahap Encoding
Tahap
encoding adalah di mana pesan-pesan yang diterima diinterprestaikan, dibaca,
diartikan, dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui suatu
proses berpikir. Pikiran manusia, sistem memori mekanis, instink binatang, dan
proses berpikir lainnya berfungsi sebagai mekanisme decoding. Dalam tahap
decoding ini dapat terjadi ketidaksesuaian atau bahkan penolakan terhadap
gagasan atau idea yang di”encoding” oleh komunikator dikarenakan adanya
hambatan teknis, dan lebih-lebih adanya perbedaan persepsi antara komunikator
dan persepsi komunikan dalam hal arti kata atau semantik.
6. Tahap Tindakan
Tindakan
yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan-pesan yang
diterimanya merupakan tahap terakhir dalam suatu proses komunikasi. Dalam tahap
ini, respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta
informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan
yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa yang
diharapkan, maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif.
Definisi Organisasi
Organisasi
secara Umum
Organisasi
(Yunani: ὄργανον, organon - alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah
untuk tujuan bersama.
Organisasi
menurut para ahli
1. Stoner
Organisasi
adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
2. James D. Mooney
Organisasi
adalah bentuj setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3. Chester I. Bernard
Organisasi
adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.
4. Stephen P. Robbins
Organisasi
adalah kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar, dengan
sebuah batasan yang relative dapat diindentifikasi, yang bekerja atas dasar
yang relative terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Komunikasi dalam Organisasi
Istilah
“komunikasi” ini berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata “communis” yang
berarti “sama” (common). Jika kita akan mengkomunikasikan suatu idea atau gagasan,
maka kita harus menetapkan terlebih dahulu suatu dasar titik-temu yang sama
untuk mencapai suatu pemahaman atau pengertian. Komunikasi juga sebagai suatu
tindakan mendorong pihak lain untuk menginterpretasikan suatu idea dalam suatu
cara yang diinginkan oleh pembicara atau penulis.
Komunikasi
organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya
organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu
jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus
komunikasi vertikal dan horizontal.
Fungsi Komunikasi dalam
Organisasi
Organisasi menurut para ahli
1. Sendjaja
a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu
sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini
berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1. Berkaitan dengan orang-orang yang berada
dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi
supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
2. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab
pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap
organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.
Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam
organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi;
juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
2. Scott dan T.R. Mitchell
a. Kendali, control, pengawasan.
b. Motivasi.
c. Pengungkapan emosional.
d. Informasi.
3. Thayer
a. Memberi informasi.
b. Membujuk.
c. Memerintah.
d. Memberi instruksi.
e. Mengintegrasikan organisasi.
Proses Komunikasi dalam
Organisasi
Komunikasi Internal
Proses
komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup suatu
organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan. Komunikasi
internal terdiri atas empat bagian, yaitu :
1. Downward Communication (komunikasi dari
atas ke bawah) :
Komunikasi
yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajer atau
supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi
komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Pemberian atau penyimpanan instruksi
kerja.
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa
suatu tugas perlu untuk dilaksanakan.
c. Penyampaian informasi mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku.
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk
bekerja lebih baik.
Metode
komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a. Metode tulisan.
b. Metode lisan.
c. Metode tulisan diikuti lisan.
d. Metode lisan diikuti tulisan.
2. Upward Communication (komunikasi dari
bawah ke atas) :
Komunikasi
yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.
Fungsi
komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a. Penyampaian informai tentang pekerjaan
ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.
b. Penyampaian informasi tentang
persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan.
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari
bawahan.
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang
dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi
ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir
kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi
dari bawah. Alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat sulit dan rumit :
a. Kecenderungan bagi pegawai untuk
menyembunyikan pikiran mereka.
b. Perasaan bahwa atasan mereka tidak
tertarik kepada masalah yang dialami pegawai.
c. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke
atas yang dilakukan pegawai.
d. Perasaan bahwa atasan tidak dapat
dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai.
3. Horizontal Communication (komunikasi
sesama) :
Komunikasi
yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan
yang setara.
Fungsi
komunikasi sesama antara lain :
a. Memperbaiki koordinasi tugas.
b. Upaya pemecahan masalah.
c. Saling berbagi informasi.
d. Upaya pemecahan konflik.
e. Membina hubungan dan mempererat
kekeluargaan melalui kegiatan bersama.
4. Interline Communication (komunikasi
lintas saluran) :
Komunikasi
untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya
paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab
mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Kondisi yang harus dipenuhi dalam
komunikasi lintas-saluran :
a. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi
melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung.
b. Setiap pegawai yang terlibat dalam
komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada
atasannya.
Komunikasi Eksternal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota suatu
organisasi dengan orang atau masyarakat umum.
1. Komunikasi
dari organisasi kepada masyarakat.
Contohnya : konferensi pers, iklan, brosur
2. Komunikasi
dari masyarakat kepada organisasi.
Contohnya : menerima saran kritik, hotline customer service
24 jam
Gaya Komunikasi dalam
Organisasi
1. The Controlling Style
controlling
style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk
membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau one-way communications.
2. The equalitarian style
Dalam gaya
komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap
anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun
pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang
demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan
kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan
berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang
bersifat dua arah (two-way communication).
3. The Structuring Style
Gaya
komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan
(sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain
dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan
dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa
(initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan
pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan
dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic style
Gaya
komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada
tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering
dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga
(salesmen atau saleswomen).
5. The Relinguishing Style
Gaya
komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat
ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun
pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol
orang lain.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang
muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya
tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi
dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi
yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Bentuk Komunikasi dalam
Organisasi
Komunikasi Berdasarkan Bentuk
Komunikasi Berdasarkan Bentuk
a. Komunikasi Langsung
Komunikasi
langsung tanpa menggunakan alat. Komunikasi berbentuk kata-kata,
gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat.
Contoh :
Berbicara langsung kepada seseorang.
b. Komunikasi Tidak Langsung
Komunikasi tidak
langsung biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah
penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis waktu.
Contoh :
Radio, televisi.
Komunikasi Berdasarkan
Sasaran
a. Komunikasi Massa
Komunikasi
massa adalah komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang
besar.
Syarat-syarat
komunikasi massa :
a. Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit
dan tidak bertele-tele.
b. Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami.
c. Bentuk gambar yang baik.
d. Membentuk kelompok khusus, misalnya
kelompok pendengar radio.
b. Komunikasi kelompok
Komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat
dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
Contoh :
Perawat dengan pengunjung puskesmas.
c. Komunikasi Perorangan
Komunikasi
perorangan adalah komunikasi dengan tatap muka atau bisa dapat juga melalui
telepon.
Contoh :
perawat dengan pasien.
Komunikasi Berdasarkan Arah Pesan
a. Komunikasi satu arah
Komunikasi
satu arah adalah komunikasi yang disampaikan oleh sumber kepada sasaran tidak
dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau
bertanya.
Contoh :
Radio.
b. Komunikasi Timbal Balik
Komunikasi
timbale balik adalah komunikasi yang disampaikan kepada sasaran dan sasaran
memberikan umpan balik.
Contoh :
komunikasi kelompok atau komunikasi perorangan.
Peran Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi
dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak terjadinya salah penyampaian
informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan agar tercapainya tujuan
tertentu. Sebuah interaksi yang bertujuan untuk menyatukan dan mensinkronkan
seluruh aspek untuk kepentingan bersama sangat dibutuhkan dalam sebuah tujuan
berorganisasi. Dengan kata lain, tanpa adanya sebuah interaksi yang baik
niscaya sebuah organisasi tidak akan mencapai tujuannya. Interaksi disini
adalah mutlak meliputi seluruh anggota organisasi yang dapat berupa
penyampaian-penyampaian informasi, instruksi tugas kerja atau mungkin pembagian
tugas kerja. Interaksi sebenarnya adalah proses hubungan komunikasi antara 2
orang atau lebih dimana orang yang satu bertindak sebagai pemberi informasi dan
orang yang lain berperan sebagai penerima informasi. Intinya, korelasinya harus
melibatkan dan terfokus kepada orang-orang itu sendiri dalam suatu organisasi.
Dengan kata lain, dapat disimpulkan komunikasi dapat dibilang juga sebagai
proses penyampaian informasi yang berguna untuk mengkoordinasikan lingkungan
dan orang lain demi mencapai suatu tujuan.
Sebuah
bentuk organisasi pasti mengedepankan sebuah komunikasi agar tercipta hasil
yang selaras. Biasanya proses komunikasi dalam suatu organisasi meliputi atasan
dan bawahan dengan penyampaian yang terarah dari suatu atasan ke bawahannya
yang semata-mata semua berorientasi berdasarkan organisasi.
Tujuan
komunikasi dalam sebuah organisasi sangat memberikan banyak manfaat secara
langsung yaitu memudahkan para anggota bekerja dari instruksi-instruksi yang
diberikan dari atasan dan untuk mengurangi kesalahpahaman yang biasa terjadi
dan memang sudah melekat pada suatu organisasi. Apabila semua bawahan dan
atasan dapat berinteraksi dengan baik, maka seluruh kesalahpahaman yang
beresiko mungkin akan berkurang, karena tiap manusia mempunyai cara penyampaian
komunikasi yang berbeda-beda secara verbal. Dengan demikian semua pelaku
organisasi harus berbicara, bertindak satu sama lain guna untuk membangun suatu
lingkungan kondusif dan mengetahui situasi-situasi yang akan terjadi diluar
dugaan karena kesalahan komunikasi sekecil apapun pasti akan berakibat fatal.
Hambatan Komunikasi dalam Organisasi
1. Hambatan dari Proses Komunikasi
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya
pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal
ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini
dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai
arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima
tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang
terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan
aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan
terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
e. Hambatan dari penerima pesan, misalnya
kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka
tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
f. Hambatan dalam memberikan balikan.
Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan
interpretative, Hambatan tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
2. Hambatan
Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara),
gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3. Hambatan Semantik
Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan
istilah tertentu. Kata-kata yang
dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti yang berbeda,
tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan.
Misalnya : adanya perbedaan bahasa (bahasa daerah, nasional, maupun
internasional).
4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta
harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan
emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang
hendak disampaikan.
5. Hambatan Manusiawi
Terjadi
karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,
kecakapan
atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat
pancaindera
seseorang, dll.
Cara Mengatasi Hambatan
Komunikasi dalam Organisasi
1. Gunakan umpan-balik
Beri kesempatan pada orang orang lain
untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi
dua arah.
2. Kenali si penerima berita
a. Bagaimana latar belakang pendidikannya,
b. Bagaimana pengetahuan tentang subyek
pembicaraan,
c. Sejauh mana minat dan perasaan.
3. Rencanakan secara teliti
Pertimbangkan baik-baik, misalnya : apa,
mengapa, siapa, bagaimana, kapan.
http://alvitaprima.blogspot.com/2013/05/makalah-komunikasi-dalam- organisasi_23.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_organisasi
0 komentar:
Posting Komentar